Mengenal Tradisi: Festival Unik Yang Hanya Ada Di Indonesia
Mengenal Tradisi: Festival Unik Yang Hanya Ada Di Indonesia – Jakarta – Idul Adha atau Hari Raya Kurban tentunya dirayakan oleh seluruh umat Islam di dunia, salah satunya Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriyah jatuh pada hari Jumat, 1 Juli 2022. Dengan syarat Zulhijah dimulai, Idul Adha 1443H jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.
Sementara itu, Idul Adha juga dirayakan di berbagai daerah dengan tradisi unik di setiap daerah di Indonesia sebagai ungkapan kegembiraan menyambut hari raya ini. Mengutip dari Indonesia.Travel, berikut ini berbagai tradisi unik dalam merayakan Idul Adha di beberapa daerah di Indonesia, yaitu:
Mengenal Tradisi: Festival Unik Yang Hanya Ada Di Indonesia
Kandang sapi merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Pasura Jawa Timur untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur dan hormat terhadap hewan kurban yang akan disembelih.
7 Festival Unik Di Dunia Yang Bikin Liburan Makin Menyenangkan
Menariknya, sapi yang akan dikurbankan akan didandani secantik mungkin layaknya pengantin. Hewan tersebut juga dihias dengan tujuh jenis bunga, kemudian dibungkus dengan kain kafan, sorban, dan sajadah. Dalam tradisi ini, kain kafan merupakan tanda kesucian korban. Setelah dibalut, seluruh sapi akan dibawa ke masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban. Yang lebih mencengangkan, daging sapi korban biasanya diolah dan dimakan bersama.
Masyarakat Yogyakarta juga mempunyai tradisi tersendiri dalam merayakan Idul Adha, yaitu Grebeg Besar. Tradisi Yunani Gunungan yang dirayakan masyarakat Yogyakarta sekilas hampir mirip dengan tradisi Apitan di Semarang. Warga Muslim Yogyakarta akan membawa hasil pertanian dari halaman istana ke Masjid Gede Kauman.
Jalan setapak hasil pertanian ini terdiri dari 3 bukit yang berisi berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Di Yogyakarta, tradisi ini diadakan pada semua hari besar keagamaan Islam. Grebeg Syawal dilaksanakan pada saat Hari Raya Idul Fitri, sedangkan tradisi Grebeg Gunungan dilaksanakan pada saat perayaan Idul Adha. Masyarakat setempat percaya bahwa jika berhasil memungut gabah yang menumpuk di pegunungan, maka dapat membawa keberuntungan.
Masyarakat provinsi Tulehu di Maluku tengah juga memiliki tradisi Kaul Negeri dan Abda’u dalam merayakan Idul Adha. Tradisi ini dilakukan warga sekitar usai salat Idul Adha. Pada dasarnya tradisi ini merupakan acara adat pengangkutan tiga ekor ekor kambing membawa sehelai kain yang dilakukan oleh tokoh adat dan agama.
10 Festival Budaya Unik Indonesia, Tersohor Di Dunia
Kambing tersebut kemudian akan dibawa keliling desa, diiringi seruan takbir dan doa, menuju masjid yang akan dijadikan tempat kurban. Ada pula tradisi Abda’u, yaitu tradisi ribuan pemuda di Desa Tulehu, Ambon, yang mengambil spanduk bertuliskan tauhid untuk mempererat tali persaudaraan antar masyarakat setempat.
Masyarakat Semarang juga ada yang mempunyai tradisi merayakan Idul Adha yaitu Apitan. Tradisi Apitan ini merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Yang Maha Kuasa berupa hasil pertanian. Di Semarang, tradisi ini biasanya diisi dengan pembacaan doa, dilanjutkan dengan prosesi hasil pertanian, peternakan, dan nantinya masyarakat setempat akan menerima hasil pertanian yang dipamerkan.
Tradisi ini diyakini diamalkan oleh Wali Songo sebagai ungkapan rasa syukur saat Idul Adha. Bukan sekadar gunungan hasil pertanian atau parade hewan ternak, siapa pun yang menyaksikan tradisi Apitan akan terhibur dengan kearifan lokal. Ibarat bulan Ramadhan yang disambut dengan suka cita, Idul Fitri juga disambut dengan suka cita. Faktanya, beberapa daerah di Indonesia mempunyai tradisi tersendiri dalam menyambut Idul Fitri.
Ada banyak tradisi umum yang identik dengan perayaan Idul Fitri, seperti mudik atau pulang ke kampung halaman dan sungkem yang meminta ampunan dan keberkahan atas kebahagiaan lahir dan batin serta rasa aman kepada orang yang lebih tua.
5 Festival Unik Ini Hanya Bisa Kita Jumpai Di Yogyakarta Lho
Namun beberapa daerah di Indonesia ternyata memiliki tradisi lebaran yang berbeda dan unik sesuai dengan budaya dan kepercayaan yang dipelihara masyarakat setempat secara turun temurun. Tak hanya menyambut Idul Fitri dengan penuh kegembiraan, beberapa tradisi tersebut juga memiliki makna dan filosofi yang dalam.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa tradisi perayaan hari raya yang unik dan penting di Indonesia. 1. Grebeg Syawal (Yogjakarta) Grebeg Syawal merupakan tradisi yang diadakan setiap tahun di Yogyakarta untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Mengutip dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Grebeg Syawal merupakan tradisi Keraton Yogyakarta yang berlangsung setiap tanggal 1 Syawal sebagai wujud rasa syukur setelah bulan Ramadhan.
Tradisi Syawal Yunani telah dipertahankan sejak abad ke-16. Daya tarik dari tradisi ini adalah hadirnya tujuh gunung yang menjadi bagian dari acara tersebut. Ketujuh gunung tersebut meliputi tiga gunung lanang/kakung, masing-masing satu gunung vadona/estri, gunung bumi, gunung gepaka, dan satu gunung pavuhana.
Seluruh gunung nantinya akan dibawa oleh para abdi dalem dan dikawal oleh prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Hadiningrat Ngayogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman dan Kantor Kepatihan. Berdoalah terlebih dahulu untuk gunung tersebut sebelum masyarakat melakukan perlawanan.
Bau Keke: Bukan Sekadar Mengambil Kerang
2. Perang Topat (Nusa Tenggara Barat) Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat tradisi Perang Topat atau “perang ketupat” sebagai tradisi adu topat yang unik dan penuh makna, namun bukan Idul Fitri. Tradisi melempar cetupat bersama-sama disebut-sebut sebagai simbol keharmonisan antara umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.
Sebelum “perang” dimulai, masyarakat akan melakukan sembahyang dan ziarah di Pemakaman Loang Baloq di Kawasan Pantai Tanjung Karang dan Pemakaman Bintaro di Kawasan Pantai Bintaro. Uniknya, setelah tradisi tersebut dimulai, ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali dipertandingkan karena diyakini dapat membawa kesuburan sehingga membuat hasil panen melimpah.
3. Ronjok Sayak (Bengkulu) Tradisi lebaran di Indonesia yang tak kalah uniknya bisa kita jumpai di Bengkulu, dimana disebut dengan Ronjok Sayak. Kata Sayak secara umum dapat diartikan sebagai tempurung kelapa. Dengan kata lain, Ronjok Sayak mempunyai tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk setinggi satu meter. Tradisi Lebaran Ronjok Sayak diyakini telah dipertahankan selama ratusan tahun.
Masyarakat Bengkulu percaya bahwa api merupakan penghubung antara manusia dengan nenek moyangnya. Oleh karena itu pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak ini dilakukan secara bijaksana disertai dengan banyaknya doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa tersebut. Biasanya tradisi Ronjok Sayak dilaksanakan setelah menunaikan salat Isya pada tanggal 1 Syawal.
4 Festival Unik Di Dunia, Ada Main Lumpur Hingga Saling Lempar Tomat
4. Binarundak (Sulawesi Utara) Masyarakat Motoboi Besar Sulawesi Utara juga mempunyai tradisi menyambut hari raya Idul Fitri warisan nenek moyang yang masih diamalkan dan dilestarikan hingga saat ini, yaitu tradisi Binarundak. Tradisi memasak atau membuat nasi jaha bersama-sama ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Idul Fitri.
Nasi jaha merupakan masakan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari nasi dan dimasak dengan batang bambu. Masakan khas ini memiliki perpaduan rasa pedas antara santan dan jahe yang cukup kuat. Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak menyambut Idul Fitri merupakan sarana silaturahmi dengan sesama sekaligus wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
5. Festival Meriam Karbida (Kalimantan Barat) Kalimantan Barat juga punya tradisi lebaran yang tak kalah unik dan penuh makna, yaitu Festival Meriam Karbida. Sedikit berbeda dengan tradisi lainnya, Festival Meriam Karbida justru mengingatkan warga akan keberanian dan menumbuhkan semangat bermasyarakat.
Festival menyambut Idul Fitri yang sangat meriah ini biasanya berlangsung selama tiga hari berturut-turut dimulai sebelum, segera, dan setelah Idul Fitri. Menariknya, Festival Meriam Karbida tidak hanya sekedar tradisi Idul Fitri, namun juga merupakan warisan budaya yang kuat dan bernilai sejarah karena dikaitkan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.
Meriah Dan Penuh Warna, Ini 5 Festival Terkenal Dari Berbagai Negara Di Dunia
6. Baraan (Riau) Tradisi Baraan merupakan ciri khas perayaan Idul Fitri di Bengkalis, Riau. Mengutip dari website Kemendikbud, kegiatan Baraan antara lain silaturahmi massal ke tetangga di awal bulan Syawal. Mulai dari Barana RT, RW, tingkat desa, hingga perkantoran dan komunitas, seluruh rumah di kawasan itu dikunjungi.
Uniknya, setiap kunjungan akan diiringi dengan doa sebelum atau sesudah makan, semakin memperkuat makna Islam dari tradisi ini. Untuk menambah kehangatan suasana, tradisi ini menyajikan berbagai hidangan lezat seperti kue mueh, ketupat, dan ayam.
7. Tari Topeng (Jambi) Di Desa Muaro Jambi, Jambi, tari topeng merupakan tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan Idul Fitri. Para pemuda setempat biasanya menarikan tarian ini dengan semangat sebagai upaya melestarikan budaya dan kesenian tradisional. Dengan menggunakan topeng labu tua berwarna-warni, tarian ini dipentaskan di 9 RT penuh dengan kekayaan simbolik.
Tari topeng konon sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan masyarakat Jambi pada masa penjajahan. Tari topeng tidak hanya menghibur, namun juga mengajarkan nilai memaafkan dan kebersamaan kepada kedua belah pihak, mewarisi nilai-nilai luhur nenek moyang kita.
Festival ‘indonesia By The Harbour’ Memukau Warga Sydney Australia
8. Nyembang Belari (Bintan) Ada tradisi unik merayakan Idul Fitri di Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan, yaitu Nyembah Belari. Biasanya anak usia enam tahun hingga sekolah dasar melakukan kegiatan sosialisasi dengan berlari atau berjalan cepat dari satu rumah ke rumah lainnya.
Mereka tidak masuk ke dalam rumah, melainkan berdiri di teras dan menunggu dengan tangan terbuka untuk menerima piala dari pemiliknya. Tanpa paksaan dan syarat, tradisi ini mengedepankan keikhlasan dan berbagi berkah. Kelompok anak-anak ini biasanya membawa kantong plastik untuk mengumpulkan pernak-pernik tersebut, merayakan suka dan duka Hari Raya Idul Fitri yang kaya akan budaya Indonesia. Berikut ini tips festival budaya Indonesia yang dapat membantu Anda mengenal budaya nusantara:
Festival Kebudayaan Indonesia – Bhinneka Tunggal Ika – Inilah Indonesia. Ada banyak tradisi dan budaya yang berbeda di Indonesia dan mungkin agak sulit untuk mengenali semuanya. Oleh karena itu, festival budaya dapat menjadi sarana pengajaran yang cocok. Sebuah jendela bagi kita untuk melihat sekilas kekayaan tradisi Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Indonesia banyak menjadi tuan rumah festival budaya yang sering dijadikan acara tahunan. Ingin belajar lebih banyak tentang budaya Indonesia? Datang dan pelajari lebih lanjut tentang tradisi dan budaya