Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda – Seberapa besar dampak negatif penggunaan Instagram bagi penggunanya? Liputan investigasi The Wall Street Journal terhadap dokumen “Facebook Files” mengungkap fakta tersembunyi tentang pengaruh Instagram terhadap remaja.

Screenshot layanan Reels di Instagram yang diluncurkan pada 5 Agustus 2020. Format Instagram Reels mirip dengan TikTok.

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Di balik manfaat media sosial, Instagram memberikan dampak negatif bagi kelompok remaja, khususnya remaja perempuan. Melalui file Facebook, liputan investigasi The Wall Street Journal mengungkap fakta dan data yang disembunyikan manajemen Instagram dari publik sejak 2019.

Literasi Digital, Dampak Positif Bermedia Sosial

Instagram adalah platform media sosial ketiga yang paling banyak digunakan oleh populasi dunia setelah WhatsApp dan Facebook. Merujuk pada laporan Digital 2021: July Global StatShot yang dirilis We Are Social dan Hootsuite, disebutkan bahwa Instagram merupakan media sosial terpopuler di kalangan wanita.

Di antara pengguna media sosial berusia 16 hingga 24 tahun, 33 persen perempuan mengatakan mereka lebih sering menggunakan Instagram dibandingkan sembilan platform lainnya, seperti Facebook atau Twitter. Indonesia dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa merupakan salah satu negara dengan aktivitas media sosial tertinggi di dunia.

Lanskap pengguna Instagram di negara ini mirip dengan pengguna global, yaitu. didominasi oleh perempuan. Saat ini jumlah pengguna platform ini telah mencapai 93 juta orang. Angka tersebut merupakan yang keempat setelah India, Amerika Serikat, dan Brazil.

Rata-rata warga Indonesia menghabiskan 17 jam dalam sebulan di Instagram. Tiga motif utama yang mendorong pengguna mengaksesnya adalah untuk mencari teman dan bergabung dalam lingkaran sosial, kemudian untuk menghabiskan waktu luang dan yang ketiga untuk mendapatkan berita atau update terkini.

Sri Indah Wijayanti

Jika dicermati, fungsi utama Instagram adalah sebagai sarana pengecekan berita-berita pertemanan di kalangan sosial penggunanya. Hal ini dapat memberikan dampak positif, yakni. terhubung dengan lingkungan sosial ketika ruang terbatas akibat pandemi Covid-19.

Namun di sisi lain terdapat dampak negatif yang harus kita waspadai agar tidak terlambat untuk menghindarinya. Pengguna perempuan remaja, sebagai kelompok pengguna terbesar, mendapat perhatian paling besar untuk melacak dan mengatasi pengaruh negatif yang mereka hadapi.

Hingga saat ini, banyak orang yang berspekulasi mengenai hubungan antara dampak negatif media sosial terhadap perubahan sikap seseorang, khususnya di kalangan remaja. Gejala yang dapat terjadi akibat kecanduan media sosial antara lain perasaan cemas dan depresi yang meningkat. Pada tahap selanjutnya dapat terjadi perubahan sikap, mudah tersinggung dan yang paling berbahaya adalah memicu kejadian bunuh diri.

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Pada pertengahan September 2021, keraguan masyarakat mulai terjawab dengan terbitnya liputan investigasi Wall Street Journal yang mengungkap dokumen Facebook tentang dampak negatif Instagram terhadap penggunanya.

Mencegah Kecanduan Media Sosial Pada Warga Desa Papayan

Dalam dokumen bernama Facebook Files, perusahaan membeberkan data hasil survei internal terhadap remaja pengguna Instagram di Amerika Serikat dan Inggris. File Facebook mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut melakukan survei selama dua tahun, mulai 2019 hingga 2020. Temuan survei tersebut mengarah pada kesimpulan tentang dampak negatif Instagram terhadap kelompok remaja.

Sayangnya, pejabat Facebook seperti administrator Instagram tidak mengambil langkah konkrit dan segera serta berusaha menyembunyikan temuan tersebut. Keputusan itu disinyalir bermotif komersial.

Keraguan tersebut didasarkan pada catatan timeline pada tahun 2012 ketika Facebook membeli Instagram seharga 1 miliar dolar AS. Latar belakang pembelian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan kalangan remaja untuk menguasai pasar media sosial. Konteksnya adalah remaja pengguna Facebook bermigrasi ke Instagram ketika Instagram keluar. Saat itu Instagram masih merupakan perusahaan start-up dengan 13 karyawan, namun sudah mampu menarik pasar global.

Dari sudut pandang bisnis, mengakuisisi Instagram lebih menguntungkan bagi Facebook dibandingkan menciptakan platform media sosial baru untuk menangkap pasar anak muda yang sudah bisa ditangkap oleh Instagram. Di sini perusahaan mempunyai niat kuat untuk menyembunyikan temuan survei mengenai dampak negatif platform ini terhadap remaja.

Pj Gubernur Sumut Minta Media Jadi Agen Perubahan Dalam Proses Demokrasi

Secara keseluruhan, dari hasil investigasi internal Instagram yang terangkum dalam file Facebook, dapat ditarik dua aspek yang perlu mendapat perhatian. Yang pertama adalah dampak negatif kuat yang dialami pengguna. Kedua, akibat yang paling berbahaya adalah risiko, yang berarti mengancam jiwa atau bunuh diri.

Survei tersebut dilakukan antara tahun 2019 dan 2020 di Amerika Serikat dan Inggris dan melibatkan 2.604 responden remaja. Alhasil, tiga konsekuensi terbesar yang dialami remaja putri adalah keinginan kuat untuk menampilkan foto sempurna di Instagram. Kondisi ini dialami oleh 45 persen responden.

Lalu muncul anggapan kedua bahwa tubuh mereka tidak cukup menarik untuk dipamerkan (42 persen). Konsekuensi ketiga adalah perasaan tidak punya cukup uang untuk mendukung keinginan tampil sempurna di media sosial.

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Media sosial, khususnya Instagram, telah membentuk persepsi remaja putri terhadap situasi kehidupan sosial yang ideal. Faktanya, sebagian besar penampilan di jejaring sosial itu indah, ideal, bahkan sempurna di mata publik. Sangat jarang menunjukkan proses atau kegagalan seseorang selangkah demi selangkah kecuali mereka sepakat dengan keadaan idealnya.

Remaja Dalam Kungkungan Media Sosial

Masuknya gambaran ideal kehidupan dari media sosial ke dalam realitas sosial yang sebenarnya membuat remaja sulit menentukan mana yang sesuai dengan kebutuhannya dan mana yang tidak. Stagnasi tren berikut ini menyebabkan depresi. Dalam beberapa kasus bahkan bisa berakibat fatal.

Sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris menemukan bahwa 10 persen responden mengaku pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri, dan 8 persen pernah mempertimbangkan untuk melukai diri sendiri. Depresi disebabkan oleh tidak mampu memenuhi ekspektasi seperti yang digambarkan di media sosial.

The Wall Street Journal menggambarkan media sosial sebagai kantin sekolah atau kedai kopi virtual bagi remaja di era digital. Di sana, interaksi antar teman ada yang positif dan negatif.

Berbagai interaksi negatif terjadi melalui kekerasan virtual dan perundungan. Netizen di lingkaran pertemanannya atau netizen pada umumnya bisa bercerita kepada seseorang.

Fomo, Dampak Negatif Media Sosial, Apa Itu?

Tidak memenuhi ekspektasi gambaran hidup ideal dan menjadi korban kekerasan di jejaring sosial menyebabkan kurangnya rasa percaya diri dan keinginan untuk mengakhiri hidup sendiri. Setiap remaja yang menggunakan media sosial menghadapi risiko ini. Peran orang tua sebagai teman sebaya sangatlah penting.

Ada beberapa kasus pemberitaan remaja yang melakukan bunuh diri dengan berkomunikasi melalui Instagram. BBC melaporkan bahwa seorang remaja berusia 14 tahun di Inggris ditemukan tewas di kamarnya oleh keluarganya pada Januari 2019. Ia diketahui mengikuti tema menyakiti diri sendiri dan bunuh diri di Instagram.

Di Malaysia, pada Mei 2019, Malay Mail memberitakan kasus bunuh diri seorang anak laki-laki berusia 16 tahun setelah melakukan penyelidikan apakah ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya atau melanjutkan hidupnya melalui akun Instagram miliknya. Korban menjadi depresi dan merasa ingin bunuh diri.

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Julie Jargon, kolumnis keluarga dan teknologi di The Wall Street Journal, menyarankan tiga tindakan yang dapat dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak mereka di media sosial. Saran pertama dari artikelnya “Sadfishing, Predators and Bullies: The Dangers of Being ‘Real’ on Social Media 2019” adalah sebaiknya media sosial anak-anak disetel ke mode privat, sehingga orang lain yang tidak menggunakannya tidak dapat mengaksesnya. Lingkaran teman atau pengikut tidak dapat mengakses konten yang diunggah.

Dampak Media Sosial Terhadap Generasi Muda Halaman 1

Harus ada komunikasi bebas antara anak-anak dan orang tua di jejaring sosial. Anak-anak harus memahami cara melindungi diri mereka sendiri dengan mengkategorikan akun yang mereka ikuti atau ingin mereka ikuti.

Saran lainnya adalah dengan menciptakan diskusi antara anak dan orang tua mengenai materi yang diunggah ke media sosial. Media sosial kerap menjadi ajang meluapkan keluh kesah dengan harapan mendapat dukungan moril dari warganet. Namun hal sebaliknya bisa terjadi, netizen bisa mengancam seseorang karena konten ofensif yang diposting di jejaring sosial.

Saran ketiga adalah mencoba memimpin tanpa memberikan kesan patronase atau perintah. Anak cenderung mengikuti keinginannya sendiri. Orang tua tidak boleh menentang keinginan anak mereka.

Mendengarkan apa yang diketahui anak dan memasukkan saran-saran untuk mencegah anak membangkang bisa menjadi trik yang juga bisa menimbulkan ancaman yang lebih kompleks. Anak hendaknya diperlakukan sebagai ahli dan orang tua mendengarkan, dalam proses diskusi anak akan mengambil keputusan berdasarkan penalarannya sendiri dan bukan berdasarkan ideologi orang tua yang dipaksakan kepadanya.

Tanggung Jawab Digital: Memahami Konsekuensi Dan Dampak Tindakan Di Media Sosial Di Desa Sirnajaya

Sebagai produk teknologi, media sosial tentu membawa dampak negatif. William Gibson, penulis dan pencipta genre cyberpunk, mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya netral kecuali kita, para penggunanya, menggunakannya untuk berbagai tujuan, baik atau buruk.

Instagram telah membentuk visi remaja tentang kehidupan ideal di dunia maya. Namun, tidak semua remaja dapat memenuhi taraf ideal tersebut

Terungkapnya pengaruh negatif Instagram yang dipublikasikan oleh Facebook menggambarkan fenomena media sosial yang berbahaya. Munculnya dampak negatif media sosial memerlukan perbaikan teknis pengelolaan untuk mengurangi dampak negatif terhadap penggunanya.

Liputan Perubahan Sosial: Dampak Media Sosial Pada Generasi Muda

Apalagi perusahaan media sosial saat ini sedang melakukan monopoli. Saat ini Facebook menguasai empat platform media sosial yang paling banyak digunakan di dunia, yaitu Facebook, Facebook Messenger, WhatsApp, dan Instagram.

Media Massa Dan Media Sosial Bersama Generasi Milenial

Di sisi pengguna, risiko dampak negatif harus diimbangi dengan literasi digital bagi konsumen agar lebih berhati-hati dalam menyikapi lanskap media sosial yang dinamis. Literasi ini menempatkan kendali atas penggunaan media sosial di tangan pengguna Internet, bukan individu yang dikendalikan oleh media sosial.

Sebagai bagian dari komunitas pengguna internet cerdas, kita diajak untuk melindungi tidak hanya diri kita sendiri tetapi juga keluarga, sahabat, serta anak-anak dan remaja agar terhindar dari dampak negatif media sosial. (Litbang)

Mark Zuckerberg Instagram Peristiwa Penting Wall Street Journal Analisis Media Sosial Pengguna Instagram File Facebook Dampak Buruk Instagram Dampak Buruk Bunuh Diri di Media Sosial Pengungkap Fakta di Media Sosial Survei Media Sosial Analisis Media Sosial Depresi pada Remaja Kasus Bunuh Diri Remaja Di zaman modern saat ini, penggunaan media terhadap media sosial terpisah dari kehidupan generasi muda. Sulit dilakukan (Milenial dan Gen Z). Isinya bermacam-macam

Artikel Terkait

Leave a Comment