Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem – Keterangan Foto Peserta mini workshop pendidikan lingkungan hidup di Taman Nasional Wakatobi, Kamis 25 April 2024. © BTNW

Guna memperkuat motivasi dan berbagi ilmu terkait pendidikan lingkungan hidup kepada generasi muda, Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Taman Nasional Wakatobi (BTNW) Wakatobi mengadakan mini workshop bagi perwakilan guru sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada tanggal 25-26 . April 2024.

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Kegiatan yang didukung oleh Yayasan Pelestarian Alam Nusantara () ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman guru terhadap buku edukasi konservasi, modul pejuang lingkungan Penjaga Mangrove Wakatobi dan sosialisasi zona Taman Nasional Wakatobi.

Mms Group Indonesia (@mmsgroupindonesia) • Instagram Photos And Videos

Keterangan Foto Presentasi pada Mini Workshop Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Nasional Wakatobi, Kamis 25 April 2024. © BTNW

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi Darmayanti mengatakan, pemahaman guru terhadap upaya konservasi sangat penting. Sebab, menurutnya, guru bisa menyampaikan pemahaman tersebut kepada siswa dan guru di sekolahnya melalui bahan ajar yang berkaitan dengan lingkungan.

“Kami berharap para peserta yang mewakili guru-guru dari sembilan sekolah dasar dan menengah di Wakatobi dapat lebih memahami materi yang disampaikan pada lokakarya ini. yaitu penerapan kurikulum mandiri melalui PMM (Program Merdeka Mengajar), salah satu implementasinya adalah P5 (Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila),” jelas Darmayanti.

 Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Darman S.Hut, M.Sc, mengatakan program konservasi telah dipersiapkan dengan baik, terutama melalui penyusunan delapan modul edukasi yang diambil dari prosedur pengelolaan, pemantauan/monitoring delapan modul pendidikan. tujuan utama program konservasi sumber daya di Wakatobi. Kawasan taman nasional.

Restorasi Mangrove Berbasis Masyarakat

“Modul ini telah diterapkan di beberapa sekolah di Kabupaten Wakatobi. Program konservasi ini juga merupakan bentuk dukungan BTNW dalam mewujudkan visi dan misi Bupati menjadikan Wakatobi sebagai Kawasan Konservasi Laut Sentosa,” kata Darman.

Senada, Kepala Seksi Penataan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Tomia-Binongko, Iwanuddin, SP., Mgr. menjelaskan bahwa pada kegiatan mini workshop ini, BTNW selain memahami isi buku atau modul konservasi, juga menekankan pada pengetahuan mengenai delapan sumber daya penting yang menjadi sasaran konservasi di Taman Nasional Wakatobi yaitu terumbu karang, mangrove, lamun dan lamun. . , daerah pemijahan ikan, mamalia laut, burung pantai, penyu dan ikan-ikan penting secara ekonomi.

“Dalam kegiatan ini BTNW lebih menekankan pada substansi pengetahuan tentang delapan sumber daya penting Taman Nasional Wakatobi, dibandingkan pada teknis metode pembelajaran, pengajaran atau integrasi program.” Untuk menjaga sumber daya penting di Taman Nasional Wakatobi tersebut, BTNW harus mengajak semua pihak, termasuk para guru yang mewakilinya, untuk menanamkan pemahaman tersebut kepada generasi muda dan siswa sejak dini,” jelas Iwanuddin.

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Workshop ini disusun tidak hanya dengan memberikan materi informasi yang menyoroti peran dan manfaat delapan sumber daya penting Taman Nasional Wakatobi bagi kehidupan sehari-hari, namun juga dengan menampilkan video kegiatan konservasi bersama BTNW. Peserta secara aktif memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap materi atau informasi yang disampaikan pada saat sesi materi. Cukup banyak pertanyaan tentang pengalaman mengajar mereka.

Gaung Hari Mangrove Sedunia Dari Kampung Teluk Semanting

Kegiatan workshop diakhiri dengan permainan interaktif, praktik pembibitan mangrove dan kunjungan ke tempat percontohan penetasan penyu semi alami milik BTNW di Desa Waha untuk melihat langsung proses konservasi penyu. Melalui rangkaian kegiatan ini, kami berharap para guru mendapatkan tambahan ilmu dan inspirasi dalam merumuskan pembelajaran di kelas di masa depan. Harapan lainnya adalah menciptakan jaringan dan mendorong lebih banyak partisipasi mereka dalam konservasi, tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai masyarakat yang tinggal di kawasan Taman Nasional Wakatobi.

Upaya menjaga lingkungan sejak dini sering kali tercermin pada Pemerintah Kabupaten Wakatobi bersama BTNW dan . Selain menerbitkan buku “Panduan Pejuang Lingkungan Penjaga Mangrove Wakatobi” untuk siswa SD dan SMP, BTNW kerap menyelenggarakan kegiatan edukasi lingkungan hidup yang melibatkan pelajar di kawasan Taman Nasional Wakatobi.

Buku “Pejuang Lingkungan, Penjaga Mangrove Wakatobi” selain berisi ilmu pengetahuan tentang lingkungan, mengajak siswa untuk merasakan petualangan di alam, mengamati biota dan kehidupan ekosistem mangrove secara langsung secara berkelompok, serta melakukan permainan interaktif terkait dengan lingkungan hidup. masalah lingkungan hidup. pengetahuan. Siswa ditantang untuk mengekspresikan semangat konservasi mereka dalam bentuk pejuang lingkungan, yang berjanji untuk menjaga kelestarian hutan bakau Wakatobi untuk dinikmati di masa depan.

Koordinator Program La Wakatobi Ode Arifudin mengatakan, kegiatan mini workshop untuk guru ini merupakan bentuk dukungan BTNW untuk memantapkan pemahaman lingkungan Wakatobi dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di kalangan generasi muda.

Siap (@socialinnovation.id) • Instagram Photos And Videos

Senantiasa dan konsisten berupaya untuk mendukung dan bekerjasama dengan BTNW dalam mengawal pengelolaan sumber daya alam di kawasan Taman Nasional Wakatobi secara berkelanjutan dan lestari. Upaya tersebut, menurut La Ode Arifudin, memerlukan kerja sama yang kuat dan sinergi berbagai pihak yang didukung data potensi sumber daya alam, termasuk keterlibatan pendidik dan generasi muda.

“Kami berharap berbagai upaya dan dukungan yang diberikan melalui pendidikan lingkungan hidup dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda Wakatobi, sehingga masyarakat semakin terpacu untuk menjaga sumber daya alam dan lingkungan hidup demi kesejahteraan bersama,” tutupnya.

Yayasan Pelestarian Alam Nusantara () adalah organisasi nirlaba berbasis ilmu pengetahuan di Indonesia sejak tahun 2014. Dengan misi melindungi wilayah darat dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif untuk mencapai keharmonisan antara alam dan manusia melalui cara yang efektif dan non-profit. -pendekatan konfrontatif terhadap sumber daya alam, seperti juga membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan untuk Indonesia berkelanjutan. Keterangan Foto Sesi 2 Diskusi Hasil Kajian Mangrove Pesisir OKI dan Strategi Restorasi dipimpin oleh Kepala Seksi Perencanaan dan Pengkajian Daerah Aliran Sungai (BPDAS Musi) yang diwakili oleh Yusril Abidin, S .Hut . ; Akademisi Universitas Sriwijaya, Tengku Zia Ulqodry, Ph.D; dan peneliti mangrove, Topik Hidayat, S.Hut, Mgr. Diskusi ini dipimpin oleh Yunita Dwi Hastuti, S.Hut. © Yoseph Wiharton/

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel bersama Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi, Yayasan Konservasi Alam Nusantara () dan pemangku kepentingan lainnya berupaya meningkatkan pengelolaan restorasi ekosistem mangrove di wilayah Sumsel. Sumatera Selatan mempunyai luas hutan bakau (mangrove) seluas 171.629 hektar (KLHK, 2022) atau 28% dari total luas hutan bakau di Pulau Sumatera. Dengan luas wilayah yang begitu besar, upaya pelestarian mangrove di pesisir pantai Sumsel menjadi penting dan masih ada potensi restorasi seluas 26.720,49 hektar.

Pedoman Perencanaan Ruang Dan Infrastruktur Hijau

Deskripsi foto Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Ir. SA Supriono memberikan sambutan yang menekankan pentingnya mangrove. © Yoseph Wiharton/.

Melalui program Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove (MERA) yang mendukung upaya rehabilitasi dan restorasi ekosistem mangrove Sumsel oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel dan BPDAS Musi dengan menyusun rancangan dokumen rencana restorasi ekosistem mangrove di Sumsel. , khususnya di pesisir pantai Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Proses penyusunan proposal ini dimulai pada awal tahun 2022 Universitas Sriwijaya (UNSRI) dan melalui kajian lapangan terpadu di pesisir pantai OKI yang meliputi kajian ekologi, sosial, dan ekonomi.

Dokumen Rencana Restorasi Ekosistem Mangrove dapat menjadi acuan bagi Satuan Tugas Daerah Mangrove (KKMD) Provinsi Sumatera Selatan dalam merumuskan kebijakan atau rekomendasi pengelolaan mangrove. Hasil kajian UNSRI yang kedua adalah rancangan dokumen Rencana Aksi KKMD Sumsel.

Keterangan Foto Peneliti Mangrove, Topik Hidayat, S.Hut, M.Si memberikan pemaparan mengenai strategi restorasi mangrove yang akan diterapkan di kawasan pesisir. OKI, Sumatera Selatan. © Yoseph Wiharton/

Blue Ventures Menerima Persetujuan Kerajaan Pada Upacara Penghargaan Konservasi Tusk Perdana

KKMD Sumsel didirikan pada tahun 2022 dan merupakan lembaga kerjasama antara instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi dan pihak swasta. Diprakarsai oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan dan program MERA, KKMD bertujuan untuk memulihkan, melestarikan dan meningkatkan manfaat ekosistem mangrove di wilayah pesisir provinsi Sumatera Selatan.

SA Supriono, Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel menambahkan, “Kehadiran KKMD Provinsi Sumsel diharapkan dapat berperan dalam operasional fungsi restorasi mangrove dan pengelolaan ekosistem mangrove di Provinsi Sumsel memfasilitasi pelatihan RA KKMD dan desain data serta konsep recovery di wilayah Sumsel khususnya Kabupaten OKI “Suatu prestasi dan kemajuan yang luar biasa bagi Sumsel dalam bidang konservasi mangrove”.

Pada tanggal 29 November 2023, kedua draf dokumen ini dikonsultasikan dengan para pemangku kepentingan dalam acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Sumsel, BPDAS Musi, bertajuk “Konsultasi Publik: Rencana Aksi Satgas Mangrove Daerah dan Rencana Usulan Restorasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Sumsel ” .

Liputan Lingkungan: Proyek Konservasi Yang Mengubah Ekosistem

Keterangan Foto: Sekda Sumsel, Kepala BPDAS Musi, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Yayasan Pelestarian Alam Nusantara, OPD terkait, LSM lingkungan hidup dan OKI Kepala Desa Pesisir turut serta dalam kegiatan ini. © Yoseph Wiharton/

Membangun Masa Depan Hijau: 7 Pekerjaan Ramah Lingkungan Di Indonesia

“Pengelolaan pesisir terpadu dapat dicapai melalui rencana aksi KKMD Provinsi Sumatera Selatan. Melalui perencanaan terpadu dan kolaboratif, upaya kita untuk mencapai perlindungan pesisir dapat lebih besar, tidak tumpang tindih, dan berkelanjutan. “Bersama-sama kita akan mencari pola dan mengembangkan rencana yang menyeimbangkan perlindungan lingkungan dengan peningkatan penghidupan masyarakat pesisir,” kata Inge Retnowati, direktur restorasi perairan pedalaman dan bakau di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami berharap kolaborasi antara pemerintah, akademisi, swasta, LSM, dan seluruh pemangku kepentingan dapat menjamin ketersediaan data yang andal dan terkini.” kata Muhammad Ilman, Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara.

Yayasan Konservasi Alam Nusantara () merupakan organisasi nirlaba berbasis ilmu pengetahuan yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2014.

Artikel Terkait

Leave a Comment